Perlu SDM Berkualitas Untuk Kuatkan Ekonomi Syariah (Yudisium Pascasarjana)

February 10, 2018, oleh: superadmin-mip

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting khususnya pada bidang perekonomian bangsa baik dari skala mikro maupun makro. Karena dengan adanya dukungan pemerintah akan memperkuat sistem perekonomian secara menyeluruh terutama sistem ekonomi berbasis Islam. Maka untuk memperkuat ekonomi Islam perlu adanya Sumber Daya Manusia yang memiliki kualitas.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Drs. Dwiyono Iriyanto,M.M.,CPC sebagai narasumber dalam acara Yudisium dan Kuliah Akhir Studi Program Pascasarjana S2 dan S3 periode ke-II Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bertajuk “Ekonomi Islam di Tengah Kompetisi Global, Peluang dan Tantangan”, Jum’at (9/2). Kuliah akhir tersebut dilaksanakan oleh Pascasarjana UMY, bertempat di gedung Amphi theater Pascasarjana UMY, serta diikuti oleh 79 calon wisudawan Pascasarjana yang akan diwisuda pada Sabtu (10/2). Program Studi Magister Manajemen meluluskan 7 calon wisudawan, yaitu Ahmad Sholikin, Yuli Dwilaksono,  Elhit Prasetia, Djaelani Susanto, Febry Rosady Kuay Rumaratu, Tria Ratnasari, dan Lalu Supardin. Lalu Supardin, SE, MM berhasil menjadi lulusan MM yang terbaik di periode ini dengan IPK 3.85.
Dwiyono menyampaikan, bahwa ekonomi Islam harus mampu bersaing dengan dunia global karena itu merupakam salah satu jalan dakwah bagi para kaum muslim. “Saat ini perkembangan teknologi sudah berkembang pesat, kita seharusnya aktif dan melek teknologi dan secara perlahan beradaptasi dengan teknologi. Saat ini kita perlu berinovasi dalam bidang apapun terutama pada bidang ekonomi Islam,” papar Dwiyono.
Dwiyono menambahkan bahwa umat Islam masih banyak yang belum bisa menerima dan menjalankan ekonomi syariah seutuhnya. “Pelaku bisnis muslim seharusnya mempunyai dasar dan prinsip yang kuat dalam mengembangkan bisnisnya. Karena kalau kita lihat saat ini peningkatan kesadaran syariah masih minim, SDM pelaku ekonomi syariah belum berkualitas, dukungan sistem yang belum kondusif, dan masih kuatnya pengaruh globalisasi,” tuturnya
Kembali ditambahkan Dwiyono saat ini mayoritas pelaku bisnis terkunci dengan ketakutannya sendiri. “Jika kita sudah terkunci dengan keakutan maka ketakutan itu akan menghacurkan kita. Ada beberapa hal yang membuat orang terperangkap dengan sudut pandang, kenyamanan, kesenangan, kemalasan, ketakutan, kepasrahan, kesuksesan. Maka dari itu kita perlu menjalankan ekonomi islam dengan nilai spiritualitas yang tinggi,” tutupnya. (Sumali)